Covid-19 ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, tapi berdampak pada hampir semua sektor yang terkait dengan hajat hidup manusia termasuk rumah ibadah. Lhoh kok ?
Benar !, ini bukan berita hoax. Boleh jadi sensasi !
Ceritanya begini, masjid oman al-makmur salah satu masjid yang tergolong agak besar di Kota Banda Aceh dan sudah menjadi buah bibir dalam pembicaraan warga kota Banda Aceh dan para pelancong baik dalam meupun luar negeri yang pernah singgah di masjid ini (gambaran dari medsos). Karena sering dikunjungi masyarakat dari luar kota dan mancanegara maka takmir masjid dalam hal ini dewan pengurus dipicu dan dipacu untuk terus berbenah untuk mempercantik postur dan menjaga kebersihan masjid ini. Bayangkan untuk gizi para petugas/ pekerja saja Pengurus masjid Oman Almakmur harus mengeluarkan kas masjid 62 juta lebih setiap bulan, dengan take home pay masing-masing yang masih sangat timpang dari standard UMR yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Meskipun demikian mereka kelihatan masih enjoy dan rela dengan upah yang jauh dari mencukupi, mungkin karena mereka dari semula sudah pasang niat untuk ibadah. Namun demikian bila dihitung-hitung semua pengeluaran bulanan masjid oman al-makmur mencakup listrik, pdam, dan cicilan hutang qardu hasan (hutang tanpa laba untuk bank) pada Bank Aceh Syariah, total pengeluaran seluruhnya sekitar 132 juta rupiah setiap bulan. Sementara sumber pemasukannya semata-mata dari infaq dan shadaqah para dermawan dan jamaah. Asas saling membutuhkan ternyata penting dan tidak dapat dihindarkan.
maaf… nanti kita sambung lagi ceritanya dan para pembanca pasti sudah bisa menebak apa dampak covid-19 terhadap masjid oman al-makmur. Benar !, kalau jamaah yang datang sedikit tentu yang menyumbang juga sedikit. Kalau masjid ditutup lebih parah lagi karena masjid tetap saja memerlukan biaya perawatan dan kebersihan termasuk penerangan listirk.